Kamis, 14 Desember 2023

Begini Penjelasannya, Petani ini Selamat Saat Dua Rekannya Tewas Tersambar Petir di Sumedang


Didalam sebuah gubug kecil terdapat 3 orang petani yang sedang berteduh karena situasi hujan saat menggarap sawah menggunakan traktor di Blok Sawah Asem Dusun Babakan RT 11 RW 03 Desa Panyindangan Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang, Sabtu (9/12) sekira Jam 15.00 WIB.

Ketiganya adalah Jajang Wahyudin (26) warga Dusun Kalapanunggal RT 08 RW 01 Desa Gendereh Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang, Rian warga Dusun Kebon Bandara Desa Bantarwaru Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu dan Momo (pemilik gubug) warga Dusun Gemo Desa Nagrak Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

Saat berteduh didalam gubug berbentuk panggung yang terbuat dari bambu dan kayu ini, posisi Momo sudah duduk sila di teras gubug, sehingga kaki dan seluruh tubuhnya jauh dari jangkauan tanah dan bahan-bahan gubug pun tidak bisa menjadi sarana aliran listrik karena terbuat dari kayu dan bambu.

Sedangkan Jajang dan Rian, kondisi kakinya basah tidak menggunakan sandal, artinya kulit dikakinya bisa saja bersentuhan langsung dengan tanah.

Menurut Momo, saat kejadian dirinya yang sedang duduk sila, ada petir menyambar gubug, salah satu rekannya tiba-tiba menindih dirinya dan satu lagi ia melihat sedang dalam keadaan bergetar tubuhnya dengan posisi berdiri diatas tanah kemudian terjatuh.

“Bapak mah tos sila didieu, ieu ninggang abdi kadieu gebru. Ai ningali ieu dederedegan kitu di tampanan ku panangan abdi, da bilih kanu tihang maksud teh. Abdi tos sila diluhur, ieu tatih keneh ieu,” ujar Momo dalam video 42 detik yang tersebar di media sosial whatsapp, Sabtu (9/12).

Jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya “Bapak mah sudah duduk sila disini (teras gubug), ada salah satu korban tiba-tiba menindih saya, sementara saya melihat korban lain tubuhnya bergetar (seperti kesetrum) kemudian saya topang agar tidak menyentuh tiang gubug. Posisi saya saat itu sudah duduk sila di teras gubug, sedangkan mereka posisinya masih berdiri,”

Pantauan dilokasi kejadian, menemukan ada bekas sambaran petir yang mengenai tiang gubug yang terbuat dari kayu. Tiang itu sampai somplak sehingga kulitnya terkelupas jatuh ke tanah.

Meskipun tidak ada tanda-tanda tubuh yang terbakar pada korban, diduga kuat korban meninggal dunia karena aliran listrik dari sambaran petir yang menyerang gubug tersebut melalui tanah. Karena dari ketiga korban, satu korban selamat yang posisi tubuhnya tidak menyentuh tanah, sedangkan kedua korban lainnya tewas seketika terkena aliran listrik yang dibawa petir karena posisi kakinya basah tidak pakai sandal bersentuhan langsung dengan tanah.

Dikonfirmasi, kepala Desa Panyindangan, Didi Supardi, menyebutkan, mendapatkan informasi ada warganya yang tersambar petir sewaktu dirinya sedang berada di kediamannya. Waktu itu ada dua orang warga yang melaporkan bahwa ada orang yang terjatuh atau terbaring di dalam sebuah gubug.

Ia menjelaskan, para petani tersebut sedang persiapan untuk mengharap sawah menggunakan traktor, karena hujan turun maka mereka berteduh terlebih dahulu di gubug kecil yang ada di area sawah tersebut.

“Jadi akhirnya saya datang ke lokasi ke TKP, ternyata sudah meninggal dunia. Ada saksi juga yang mengabarkan saudara Momo bahwa dia (2 korban) tersabar petir. Akhirnya saya koordinasi dengan pihak berwajib via Polsek Buahdua, terus koordinasi dengan pihak medis untuk mendatangkan ambulan. Korban tersebut akhirnya dibawa ke puskesmas setelah itu langsung dibawa ke rumah duka masing-masing,” terang Didi.

Menurutnya, kalau luka di tubuh korban memang tidak begitu ada alias tidak tampak. Namun dari keterangan saksi yang berada di gubug tersebut korban meninggal dunia karena aliran listrik dari sambaran petir yang menyerang gubug tempat mereka berteduh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar